MERDEKAANEWS Deradikalisasi Perlu Berkesinambungan Dan Membutuhkan Sinergi
![]() |
Brebes — Proses deradikalisasi harus diiringi dengan pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan hingga mereka benar-benar mandiri, tidak dapat hanya berhenti ketika mereka (napiter) mengucapkan ikrar setia NKRI.
"Pembinaan tidak boleh berhenti di situ. Harus terus didampingi sampai betul-betul bisa mandiri,” ungkap salah seorang napiter asal Brebes bernama Wartoyo.
Menurutnya Ikrar Setia NKRI merupakan capaian yang baik sebagai langkah awal dalam melihat pemikiran dan ideologi dari para narapidana terorisme.
“Ikrar NKRI itu langkah awal. Status boleh berubah dari ‘merah’ menjadi ‘hijau’,” katanya.
Wartoyo pun menekankan pentingnya program deradikalisasi di luar lapas yang tidak hanya berfokus pada bantuan finansial, melainkan juga menggali bakat dan keterampilan setiap individu secara personal.
“Jangan disamaratakan. Jangan hanya dikasih modal usaha, lalu dilepas begitu saja. Harus dicari tahu minatnya, kemampuannya, kemudian dipantau dan dibimbing sampai bisa jalan,” tegasnya.
Lebih jauh, Wartoyo juga menceritakan pengalamannya ketika bebas dari penjara pada tahun 2014 silam. Dirinya mengaku harus menghadapi tudingan bahkan candaan bernada sinis dari lingkungan sekitar. Hal semacam ini, menurutnya, dapat mengganggu mental para eksnapiter yang baru saja mencoba memulai hidup baru.
Ia pun menyoroti pentingnya sinergi antara BNPT dengan unsur pemerintah daerah dan kewilayahan, mulai dari RT, RW, kelurahan, camat, kepolisian (Polsek & Polres) , TNI (Koramil & Kodim) serta pemda setempat dalam hal ini Kesbangpol. Pendekatan ini diyakini dapat memudahkan proses penerimaan eksnapiter di tengah masyarakat dan mencegah mereka kembali ke jalan yang salah.
“Deradikalisasi itu bukan cuma tanggung jawab BNPT, harus ada kerjasama yang kuat dengan pemerintah daerah. Dari pusat sampai tingkat desa harus serius mendampingi, bukan sekadar mengawasi,” tambahnya.
Wartoyo yang kini mengelola sebuah tempat usaha bersama berbasis wisata air bernama Podomoro di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah, membuka ruang bagi eksnapiter yang telah berikrar setia kepada NKRI untuk belajar berbagai keterampilan, mulai dari otomotif hingga pengelolaan usaha kecil. Menurutnya, dengan cara ini, eksnapiter tidak hanya diberi ‘pancing’, tetapi juga diarahkan cara memancing yang tepat agar kelak mereka bisa bertahan hidup secara mandiri.
“Saya selalu pesan, jangan cuma dikasih uangnya, tapi beri juga ilmunya. Dampingi sampai mereka betul-betul bisa jualan atau membuka usaha sendiri. Kalau dibiarkan tanpa pembinaan, bisa-bisa mereka balik lagi ke jaringan,” ujarnya.
Melalui sinergi, pendampingan, serta penguatan pembinaan berbasis kebutuhan masing-masing individu, Wartoyo percaya bahwa proses deradikalisasi bisa menjadi jembatan bagi eksnapiter untuk kembali berkontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat, sekaligus mencegah lahirnya kembali paham radikalisme.